Analisa Kemasan Produk Minuman
Fermentasi “Yakult”
Yakult adalah minuman probiotik pertama di Indonesia yang hampir
mirip dengan yogurt yang dibuat dari fermentasi skim milk dan gula dengan
bakteri Lactobacillus casei. Kandungan bakteri Lactobacillus casei pada Yakult
sekurang-kurangnya 6,5 milyar yang mampu hidup dalam usus dan dapat memberikan
manfaat seperti mencegah gangguan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh,
meningkatkan jumlah bakteri berguna dalam usus, mengurangi racun dalam usus dan
membatasi jumlah bakteri yang merugikan dalam usus.
Kemasan Yakult
Pengemas
produk Yakult berupa wadah gelas dengan leher sempit yang disebut botol.
Pemilihan bentuk wadah berupa botol dengan tujuan untuk memudahkan konsumen
dalam mengkonsumsi Yakult. Botol Yakult ini terbuat dari plastik, yang ringan,
aman, mudah didaur ulang. Jenis plastik yang digunakan untuk membuat botol
produk yaitu PS (Polistirena resin). Menurut Bachriansyah (1997), jenis plastik
ini aman untuk sekali pakai dan menunjukkan warna alami yang dimiliki produk.
Selain itu, jenis plastic ini memiliki sifat transparansi yang tinggi dan daya
serap air yang rendah juga termasuk kedalam kemasan food grade.
Polistirena adalah sebuah polimer dengan monomer stirena,sebuah hidrokarbon
cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan,
polistirena biasanya bersifat termoplastik padat dapat mencair pada suhu yang
lebih tinggi. Stirena juga termasuk golongan senyawa aromatik. Karakteristik polistirena
yaitu memiliki temperatur operasi maksimal < 90°C, tahan terhadap air, bahan
kimia non-organik, alkohol, dan rapuh (perpanjangan 1-3%), tidak cocok untuk
aplikasi luar ruangan,serta mudah terbakar. Polistiren (PS) yang digunakan
berbeda dengan polistiren busa yang biasa digunakan untuk sterefoam. Polistiren
ini bersifat jernih seperti kaca, kaku, buram, terpengaruh lemak dan pelarut,
mudah dibentuk, melunak pada suhu 950C. Dan digunakan sebagai wadah makanan
beku, sendok, garpu (Suyitno,1998). Polistirena pada kemasan Yakult ini sangat
cocok untuk mengemas bahan Yakult yang tidak mengandung alkohol dan lemak.
Setiap lima botol (produk Yakult) dikemas dalam 1 pack dengan menggunakan
plastic jenis polietilen. Selanjutnya dari lima botol tersebut akan di pak lagi
menjadi 20 botol. Botol Yakult ditutup menggunakan tutup aluminium foil, yang
tidak resealable untuk memastikan bahwa produk tersebut dikonsumsi saat
membuka. Ini meminimalkan risiko kontaminasi.
Berdasarkan frekuensi pemakaian, maka kemasan Yakult digolongkan sebagai
kemasan sekali pakai (disposable). Yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah Yakult
dikonsumsi. Botol plastic Yakult berdasarkan struktur system kemas, maka
digolongkan sebagai kemasan primer. Sedangkan plastic plietilen termasuk
kemasan sekunder karena mengemas lima botol Yakult menjadi satu. Botol plastic Yakult
bersifat semi kaku atau semi fleksibel. Ditinjau dari sifat perlindungannya,
maka bahan kemas Yakult ini tergolong sebagai kemasan yang hermentis. Artinya
tahan uap dan gas. Selama kemasan dalam keadaan hermentis, maka kemasan tidak
dapat ditembus oleh bakteri, kapang dan debu.
Informasi yang diberikan pada label tidak boleh menyesatkan konsumen. Pada
label kemasan, khususnya untuk makanan dan minuman, sekurang-kurangnya
dicantumkan hal-hal berikut (Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996 tentang Pangan)
:
1.Nama produk. Pada kemasan botol Yakult,
jelas sekali tertera nama produknya yaitu “Yakult” yang terletak pada badan
botol. Nama produk Yakult ini sekaligus sebagai logo dari perusahaan produsen Yakult
itu sendiri.
2.Daftar bahan yang digunakan, tertera pada badan botol bagian bawah bertolak
belakang dengan nama produk. Daftar bahan (komposisi) yang digunakan pada
produk Yakult yaitu : air, sukrosa, susu bubuk skim, glukosa, kultur, dan
perisa Yakult.
3.Berat bersih atau isi bersih. Berat bersih pada produk Yakult terletak di
sebelah kri nama produk yaitu tertulis : NETTO 65ml.
4.Nama dan alamat produsen. Nama dan alamat produk Yakult tertera jelas di
bagian bawah nama produk yaitu : P.T YAKULT INDONESIA PERSADA SUKABUMI 43359
INDONESIA.
5.Keterangan halal tertera di bagian atas (bawah leher) dekat dengan tulisan
MINUMAN KELUARGA SEHAT. Sedangkan sertifikasi dari badan POM terletak di bawah
alamat perusahaan. Yaitu BPOM RI MD 206510001370
6.Waktu kadaluawarsa pada produk Yakult tertulis dengan warna hitam di bagian
cekungan.
Selain informasi yang disyaratkan oleh Undang-undang di atas, ada beberapa
informasi penting lainnya yang dicantumkan pada kemasan produk Yakult. Yaitu :
1. Informasi terkait jumlah bakteri L.casei
Shirota hidup sebanyak 6.5 milyar yang terdapat pada badan botol.
2. Peraturan penyimpanan produk. Yaitu “Simpan
di dalam lemari es”
3. Motto produk Yakult “Minuman Keluarga
Sehat”. Informasi tambahan yang disebutkan tersebut selain memberikan
deskriptif produk kepada konsumen, juga merupakan sebagai strategi pemasaran
tersendiri terhadap konsumen.
Berdasarkan
analisa terhadap kemasan produk Yakult, ada beberapa kelemahan yaitu tidak
adanya suara konsumen pada kemasan botol.Namun adanya pada kemasan plastic 1
pack. Sehingga ini menjadi kesulitan bagi konsumen yang membeli secara eceran.
Namun, dari segi kenampakan, baik bentuk maupun warna sudah relative bagus.
Bentuk botol ergonomis karena dalam desainnya
memperhatikan cara minum konsumen. Sedangkan warna dari kemasan yaitu dominan
putih transparan dengan tulisan huruf berwarna merah. Sehingga sangat eye
catching dan sangat kontras dengan warna dasar botol. Selain itu mempermudah
konsumen dalam membaca informasi yang ada pada badan botol Yakult.
Analisa Kemasan Produk Minuman
Fermentasi “Yakult”
Yakult adalah minuman probiotik pertama di Indonesia yang hampir
mirip dengan yogurt yang dibuat dari fermentasi skim milk dan gula dengan
bakteri Lactobacillus casei. Kandungan bakteri Lactobacillus casei pada Yakult
sekurang-kurangnya 6,5 milyar yang mampu hidup dalam usus dan dapat memberikan
manfaat seperti mencegah gangguan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh,
meningkatkan jumlah bakteri berguna dalam usus, mengurangi racun dalam usus dan
membatasi jumlah bakteri yang merugikan dalam usus.
Kemasan Yakult
Pengemas
produk Yakult berupa wadah gelas dengan leher sempit yang disebut botol.
Pemilihan bentuk wadah berupa botol dengan tujuan untuk memudahkan konsumen
dalam mengkonsumsi Yakult. Botol Yakult ini terbuat dari plastik, yang ringan,
aman, mudah didaur ulang. Jenis plastik yang digunakan untuk membuat botol
produk yaitu PS (Polistirena resin). Menurut Bachriansyah (1997), jenis plastik
ini aman untuk sekali pakai dan menunjukkan warna alami yang dimiliki produk.
Selain itu, jenis plastic ini memiliki sifat transparansi yang tinggi dan daya
serap air yang rendah juga termasuk kedalam kemasan food grade.
Polistirena adalah sebuah polimer dengan monomer stirena,sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Stirena juga termasuk golongan senyawa aromatik. Karakteristik polistirena yaitu memiliki temperatur operasi maksimal < 90°C, tahan terhadap air, bahan kimia non-organik, alkohol, dan rapuh (perpanjangan 1-3%), tidak cocok untuk aplikasi luar ruangan,serta mudah terbakar. Polistiren (PS) yang digunakan berbeda dengan polistiren busa yang biasa digunakan untuk sterefoam. Polistiren ini bersifat jernih seperti kaca, kaku, buram, terpengaruh lemak dan pelarut, mudah dibentuk, melunak pada suhu 950C. Dan digunakan sebagai wadah makanan beku, sendok, garpu (Suyitno,1998). Polistirena pada kemasan Yakult ini sangat cocok untuk mengemas bahan Yakult yang tidak mengandung alkohol dan lemak.
Setiap lima botol (produk Yakult) dikemas dalam 1 pack dengan menggunakan plastic jenis polietilen. Selanjutnya dari lima botol tersebut akan di pak lagi menjadi 20 botol. Botol Yakult ditutup menggunakan tutup aluminium foil, yang tidak resealable untuk memastikan bahwa produk tersebut dikonsumsi saat membuka. Ini meminimalkan risiko kontaminasi.
Berdasarkan frekuensi pemakaian, maka kemasan Yakult digolongkan sebagai kemasan sekali pakai (disposable). Yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah Yakult dikonsumsi. Botol plastic Yakult berdasarkan struktur system kemas, maka digolongkan sebagai kemasan primer. Sedangkan plastic plietilen termasuk kemasan sekunder karena mengemas lima botol Yakult menjadi satu. Botol plastic Yakult bersifat semi kaku atau semi fleksibel. Ditinjau dari sifat perlindungannya, maka bahan kemas Yakult ini tergolong sebagai kemasan yang hermentis. Artinya tahan uap dan gas. Selama kemasan dalam keadaan hermentis, maka kemasan tidak dapat ditembus oleh bakteri, kapang dan debu.
Informasi yang diberikan pada label tidak boleh menyesatkan konsumen. Pada label kemasan, khususnya untuk makanan dan minuman, sekurang-kurangnya dicantumkan hal-hal berikut (Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996 tentang Pangan) :
Polistirena adalah sebuah polimer dengan monomer stirena,sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Stirena juga termasuk golongan senyawa aromatik. Karakteristik polistirena yaitu memiliki temperatur operasi maksimal < 90°C, tahan terhadap air, bahan kimia non-organik, alkohol, dan rapuh (perpanjangan 1-3%), tidak cocok untuk aplikasi luar ruangan,serta mudah terbakar. Polistiren (PS) yang digunakan berbeda dengan polistiren busa yang biasa digunakan untuk sterefoam. Polistiren ini bersifat jernih seperti kaca, kaku, buram, terpengaruh lemak dan pelarut, mudah dibentuk, melunak pada suhu 950C. Dan digunakan sebagai wadah makanan beku, sendok, garpu (Suyitno,1998). Polistirena pada kemasan Yakult ini sangat cocok untuk mengemas bahan Yakult yang tidak mengandung alkohol dan lemak.
Setiap lima botol (produk Yakult) dikemas dalam 1 pack dengan menggunakan plastic jenis polietilen. Selanjutnya dari lima botol tersebut akan di pak lagi menjadi 20 botol. Botol Yakult ditutup menggunakan tutup aluminium foil, yang tidak resealable untuk memastikan bahwa produk tersebut dikonsumsi saat membuka. Ini meminimalkan risiko kontaminasi.
Berdasarkan frekuensi pemakaian, maka kemasan Yakult digolongkan sebagai kemasan sekali pakai (disposable). Yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah Yakult dikonsumsi. Botol plastic Yakult berdasarkan struktur system kemas, maka digolongkan sebagai kemasan primer. Sedangkan plastic plietilen termasuk kemasan sekunder karena mengemas lima botol Yakult menjadi satu. Botol plastic Yakult bersifat semi kaku atau semi fleksibel. Ditinjau dari sifat perlindungannya, maka bahan kemas Yakult ini tergolong sebagai kemasan yang hermentis. Artinya tahan uap dan gas. Selama kemasan dalam keadaan hermentis, maka kemasan tidak dapat ditembus oleh bakteri, kapang dan debu.
Informasi yang diberikan pada label tidak boleh menyesatkan konsumen. Pada label kemasan, khususnya untuk makanan dan minuman, sekurang-kurangnya dicantumkan hal-hal berikut (Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996 tentang Pangan) :
1.Nama produk. Pada kemasan botol Yakult,
jelas sekali tertera nama produknya yaitu “Yakult” yang terletak pada badan
botol. Nama produk Yakult ini sekaligus sebagai logo dari perusahaan produsen Yakult
itu sendiri.
2.Daftar bahan yang digunakan, tertera pada badan botol bagian bawah bertolak belakang dengan nama produk. Daftar bahan (komposisi) yang digunakan pada produk Yakult yaitu : air, sukrosa, susu bubuk skim, glukosa, kultur, dan perisa Yakult.
3.Berat bersih atau isi bersih. Berat bersih pada produk Yakult terletak di sebelah kri nama produk yaitu tertulis : NETTO 65ml.
4.Nama dan alamat produsen. Nama dan alamat produk Yakult tertera jelas di bagian bawah nama produk yaitu : P.T YAKULT INDONESIA PERSADA SUKABUMI 43359 INDONESIA.
5.Keterangan halal tertera di bagian atas (bawah leher) dekat dengan tulisan MINUMAN KELUARGA SEHAT. Sedangkan sertifikasi dari badan POM terletak di bawah alamat perusahaan. Yaitu BPOM RI MD 206510001370
6.Waktu kadaluawarsa pada produk Yakult tertulis dengan warna hitam di bagian cekungan.
2.Daftar bahan yang digunakan, tertera pada badan botol bagian bawah bertolak belakang dengan nama produk. Daftar bahan (komposisi) yang digunakan pada produk Yakult yaitu : air, sukrosa, susu bubuk skim, glukosa, kultur, dan perisa Yakult.
3.Berat bersih atau isi bersih. Berat bersih pada produk Yakult terletak di sebelah kri nama produk yaitu tertulis : NETTO 65ml.
4.Nama dan alamat produsen. Nama dan alamat produk Yakult tertera jelas di bagian bawah nama produk yaitu : P.T YAKULT INDONESIA PERSADA SUKABUMI 43359 INDONESIA.
5.Keterangan halal tertera di bagian atas (bawah leher) dekat dengan tulisan MINUMAN KELUARGA SEHAT. Sedangkan sertifikasi dari badan POM terletak di bawah alamat perusahaan. Yaitu BPOM RI MD 206510001370
6.Waktu kadaluawarsa pada produk Yakult tertulis dengan warna hitam di bagian cekungan.
Selain informasi yang disyaratkan oleh Undang-undang di atas, ada beberapa informasi penting lainnya yang dicantumkan pada kemasan produk Yakult. Yaitu :
1. Informasi terkait jumlah bakteri L.casei
Shirota hidup sebanyak 6.5 milyar yang terdapat pada badan botol.
2. Peraturan penyimpanan produk. Yaitu “Simpan
di dalam lemari es”
3. Motto produk Yakult “Minuman Keluarga
Sehat”. Informasi tambahan yang disebutkan tersebut selain memberikan
deskriptif produk kepada konsumen, juga merupakan sebagai strategi pemasaran
tersendiri terhadap konsumen.
Berdasarkan analisa terhadap kemasan produk Yakult, ada beberapa kelemahan yaitu tidak adanya suara konsumen pada kemasan botol.Namun adanya pada kemasan plastic 1 pack. Sehingga ini menjadi kesulitan bagi konsumen yang membeli secara eceran. Namun, dari segi kenampakan, baik bentuk maupun warna sudah relative bagus.
Bentuk botol ergonomis karena dalam desainnya
memperhatikan cara minum konsumen. Sedangkan warna dari kemasan yaitu dominan
putih transparan dengan tulisan huruf berwarna merah. Sehingga sangat eye
catching dan sangat kontras dengan warna dasar botol. Selain itu mempermudah
konsumen dalam membaca informasi yang ada pada badan botol Yakult.